My Diary.
to Share my Life Events

REVIEW : PENDAKIAN GUNUNG MERAPI 2913 MDPL VIA SELO BOYOLALI


Gunung merapi merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia dengan riwayat letusan kurang lebih sebanyak 68 kali letuasan sejak tahun 1548 dan letusan terahirnya tercatat pada tahun 2010. Gunung merapi memiliki ketinggian relatif 1.356 meter dengan ketinggian total 2.913 MDPL. Merapi merupakan gunung berapi strato dengan bentuk kerucut dan morfologi kawah menyerupai tapal kuda dengan kubah kawan ditengah.

Pendakian gunung merapi via selo merupakan jalur pendakian gunung merapi yang paling sering digunakan selain jalur babadan dan kineharjo yang kabaranya saat ini sudah ditutup akibat letusan merapi ditahun 2010. Pendakian merapi via selo ini tepatnya di Desa Jelatah, Kecamatan Selo Kabupaten Boylali, dengan basecamnya yaitu barameru.

Di basecamp barameru kamu akan melakukan registrasi sebelum pendakian dan membayar restribusi sebesar 18.500 rupiah per individu. Restrubusi tersebut digunakan untuk untuk karcis masuk pengunujung (hari libur) taman nasional gunung merapi, kontribusi asuransi, karcis kegiatan penelunsuran hutan (tracking) dan mendaki gunung merapi, dan sisanya untuk iuran desa. Selain itu untuk pendaki yang membawa sepeda motor akan dikenakan restribusi parkir sebesar 5000 rupaih per malamanya.

Pendakian gunung merapi via selo dimulai dari jalanan beraspal menanjak menuju ke New selo dengan berjalanan kaki. Dari basecamp barameru jaraknya kurang lebih 500 meter atau ditempuh selama 10 menit perjalanan. Di New selo kita akan melihat tulisan “New Selo” dengan ukuran raksasa menyerupai tulisan “Hollwood”. Berikutnya adalah jalan setapak sempit dengan samping kanan perkebunan warga dan samping kiri adalah jurang sedalam kurang lebih 20 meter.

Setelah kurang lebih 1 jam perjalanan dari new selo kamu akan sampai di gerbang taman nasioanal gunung merapi (TNGM) yang ditandai dengan selter kecil dan gardu berwarna hijau tua. TNGM sediri memiliki ketinggian atau valasi 2072 mdpl. Kamu juga bisa beristirahat di shelter yang sudah tersedia atau sekedar berfoto.

Perjalanan menuju ke pos I gunung merapi membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dengan jarak 0.5 km dari gerbang TNGM. Medan perjalanan dari TNGM menuju pos I didominasi oleh jalan setapak kecil dengan samping kanan kiri adalah semak belukar dan pepohonan rindang. Sesekali kamu akan melihat sisa-sisa abu vulkanik gunung merapi yang tersimpan dibawah permukaan tanah sepanjang perjalanan menuju pos I.

Sesampainya di pos I  atau pos watu belah kamu akan menemukan  shelter yang cukup luas dan bisa dimanfaatkan untuk istiahat atau sholat. Di pos I juga merupakan pertemuan dari jalur alternatif, yaitu jalur kartini.

Selanjutnya perjalanan dari pos I menuju pos II didominasi dengan medan yang lumayan terjal, dengan samping kanan dan kiri adalah semak belukar dan jurang yang cukup dalam. Jaraknya kurang lebih 0.6 km dari pos sebelumnya, hanya saja medannya cukup terjal dengan tumpuan kaki adalah batuan-batuan kecil  yang tidak setabil dan kemiringan tanah yang semakin curam, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan setamina yang vit.

Di pos II atau selokopo nduwur ada lahan datar yang hanya cukup memuat 2 tenda saja, biasanya pendaki yang datangnya lebih awal akan memilih untuk mendirikan tenda di pos ini, dengan alasan angin tidak terlalau kencang karena masih ada bebrapa pohon cantigi dan batuan besar. Namun tidak jarang juga para pendaki memilih untuk melajutkan perjalanannya menuju ke pos 3 bayangan atau pos watu gajah.

Pos watu gajah merupakan tempat vaforit kedua untuk mendirikan tenda setelah pasar bubrah. Selain letaknya tidak terlalu jauh dari puncak, tekstur atau permukaan tanahnya yang lebih rata jika dibandingkan dengan pasar bubrah yang semua permukaan tananhnya terdiri oleh kecirkil-kerikil kecil yang tajam dan pasir. Meskipun sebagian besar tahan yang digunakan untuk mendirikan tenda di pos watu gajah tidak rata, dengan kemiringan antara 5 sampai 15 derajad, banyak pendaki yang tetap memilih untuk mendirikan tenda disini karena lebih mudah untuk memasang pasak tenda meskipun masih cukup sulit dan harus menggunakan batu untuk memasangnya.

Di pos watu gajah pemandangan dimalam hari sangat memanjakan mata, dimana kita bisa melihat krumunan lampu-lampu seakan tambang emas dan berlian bercahaya. Kerumunan lampu tersebut adalah beberapa kota yang berada disekitar gunung merapi, yaitu sisi kanan adalah kabupaten boyolali, klaten, dan kota solo. Sedangkan disamping kiri adalah kabpaten magelang dan kota magelang, dan dihadapan kita adalah gunung merbabu dengan kelap-kelip lampu senter dari para pendaki.

Dipagi harinya kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju ke pasar bubrah, jaraknya kurang lebih 0.5 km dari pos watu gajah. Perjalanan menuju pasar bubrah merupakan awal sekaligus pemanasan untuk menghadapi summit attack gunung merapi. Sesampainya dipasar bubrah kita akan menemukan sebuah patok dengan tulisan pasar bubrah, dan sebuah menara pemantauan gunung merapi lengkap dengan sirine yang sewaktu-waktu akan berbunyi jika terjadi aktivitas yang tidak normal pada gunung merapi.

Pasar bubrah merupakan lembah luas yang letaknya tepat dibawah puncak gunung merapi, dari sini kita bisa melihat jalas puncak dan kepulan asap putih halus gunung merapi. Banyak para pendaki yang mendirikan tendanya disini, bahkan jumlahnya mencapai ratusan saat weekend atau libur panjang. Patok larangan juga terpambang jelas disini, dimana pasar bubrah adalah batas aman pendakian gunung merapi. pendaki dilarang naik ke puncak dengan alasan keamaanan. Namun, banyak para pendaki yang menghiraukan larangan tersebut dan nekad untuk tetap mendaki ke puncak merapi, dengan alasan sayang dan puncak merapi sudah didepan mata.

Tantangan terbesar perjalanan menuju puncak adalah medannya yang berbatu dan berbasir, kurang lebih hampir sama dengan summit attack gunung semeru (film 5 cm). Selain itu sering kali batu yang diinjak oleh pendaki yang naik ataupun turun jatuh kebawah, sehingga kita harus selalu waspada dan berhati-hati jika sewaktu-waktu ada batu yang jatuh dari atas, sering juga sesama pendaki memperingkatkan apabila ada batu yang jatuh dari atas. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam dari pasar bubrah. Sesampainya di puncak merapi kita akan melihat sebuah kubah kawah besar dengan kepulan asap putih dari celah-celah batuan lengkap dengan bau khas belerangnya. Ini lah puncak merapi, lengkap dengan pemandangan yang membuat mata enggan berkedip dan kaki enggan untuk turun. Semua perjuangan menuju puncak merapi seakan terbayarkan oleh keagungan tuhan. Merapi tak pernah ingkar janji.
Unknown Unknown Author

1 comment:

Search This Blog

Blog Archive

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll