REVIEW : PENDAKIAN GUNUNG MERAPI 2913 MDPL VIA SELO BOYOLALI
April 24, 2017
Gunung merapi
merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia dengan riwayat letusan kurang
lebih sebanyak 68 kali letuasan sejak tahun 1548 dan letusan terahirnya
tercatat pada tahun 2010. Gunung merapi memiliki ketinggian relatif 1.356 meter
dengan ketinggian total 2.913 MDPL. Merapi merupakan gunung berapi strato
dengan bentuk kerucut dan morfologi kawah menyerupai tapal kuda dengan kubah
kawan ditengah.
Pendakian gunung
merapi via selo merupakan jalur pendakian gunung merapi yang paling sering
digunakan selain jalur babadan dan kineharjo yang kabaranya saat ini sudah
ditutup akibat letusan merapi ditahun 2010. Pendakian merapi via selo ini
tepatnya di Desa Jelatah, Kecamatan Selo Kabupaten Boylali, dengan basecamnya
yaitu barameru.
Di basecamp barameru
kamu akan melakukan registrasi sebelum pendakian dan membayar restribusi
sebesar 18.500 rupiah per individu. Restrubusi tersebut digunakan untuk untuk
karcis masuk pengunujung (hari libur) taman nasional gunung merapi,
kontribusi asuransi, karcis kegiatan penelunsuran hutan (tracking) dan mendaki
gunung merapi, dan sisanya untuk iuran desa. Selain itu untuk pendaki yang
membawa sepeda motor akan dikenakan restribusi parkir sebesar 5000 rupaih per
malamanya.
Pendakian gunung merapi via selo
dimulai dari jalanan beraspal menanjak menuju ke New selo dengan berjalanan
kaki. Dari basecamp barameru jaraknya kurang lebih 500 meter atau ditempuh selama 10 menit
perjalanan. Di New selo kita akan melihat tulisan “New Selo” dengan ukuran
raksasa menyerupai tulisan “Hollwood”.
Berikutnya adalah jalan setapak sempit dengan samping kanan perkebunan warga
dan samping kiri adalah jurang sedalam kurang lebih 20 meter.
Setelah kurang lebih 1 jam perjalanan
dari new selo kamu akan sampai di gerbang taman nasioanal gunung merapi (TNGM)
yang ditandai dengan selter kecil dan gardu berwarna hijau tua. TNGM sediri memiliki ketinggian atau valasi 2072 mdpl. Kamu juga bisa beristirahat di shelter yang sudah tersedia atau sekedar berfoto.
Perjalanan menuju ke pos I gunung
merapi membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dengan jarak 0.5 km dari gerbang
TNGM. Medan perjalanan dari TNGM menuju pos I didominasi oleh jalan
setapak kecil dengan samping kanan kiri adalah semak belukar dan pepohonan
rindang. Sesekali kamu akan melihat sisa-sisa abu vulkanik gunung merapi yang
tersimpan dibawah permukaan tanah sepanjang perjalanan menuju pos I.
Sesampainya di pos I atau pos watu belah kamu akan menemukan shelter
yang cukup luas dan bisa dimanfaatkan untuk istiahat atau sholat. Di pos I juga
merupakan pertemuan dari jalur alternatif, yaitu jalur kartini.
Selanjutnya perjalanan dari pos I
menuju pos II didominasi dengan medan yang lumayan terjal, dengan samping kanan
dan kiri adalah semak belukar dan jurang yang cukup dalam. Jaraknya kurang
lebih 0.6 km dari pos sebelumnya, hanya saja medannya cukup terjal dengan
tumpuan kaki adalah batuan-batuan kecil yang
tidak setabil dan kemiringan tanah yang semakin curam, sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama dan setamina yang vit.
Di pos II atau selokopo nduwur ada
lahan datar yang hanya cukup memuat 2 tenda saja, biasanya pendaki yang
datangnya lebih awal akan memilih untuk mendirikan tenda di pos ini, dengan
alasan angin tidak terlalau kencang karena masih ada bebrapa pohon cantigi dan
batuan besar. Namun tidak jarang juga para pendaki memilih untuk melajutkan
perjalanannya menuju ke pos 3 bayangan atau pos watu gajah.
Pos watu gajah merupakan tempat vaforit
kedua untuk mendirikan tenda setelah pasar bubrah. Selain letaknya tidak
terlalu jauh dari puncak, tekstur atau permukaan tanahnya yang lebih rata jika
dibandingkan dengan pasar bubrah yang semua permukaan tananhnya terdiri oleh
kecirkil-kerikil kecil yang tajam dan pasir. Meskipun sebagian besar tahan yang
digunakan untuk mendirikan tenda di pos watu gajah tidak rata, dengan
kemiringan antara 5 sampai 15 derajad, banyak pendaki yang tetap memilih untuk
mendirikan tenda disini karena lebih mudah untuk memasang pasak tenda meskipun
masih cukup sulit dan harus menggunakan batu untuk memasangnya.
Di pos watu gajah pemandangan dimalam
hari sangat memanjakan mata, dimana kita bisa melihat krumunan lampu-lampu
seakan tambang emas dan berlian bercahaya. Kerumunan lampu tersebut adalah
beberapa kota yang berada disekitar gunung merapi, yaitu sisi kanan adalah
kabupaten boyolali, klaten, dan kota solo. Sedangkan disamping kiri adalah
kabpaten magelang dan kota magelang, dan dihadapan kita adalah gunung merbabu
dengan kelap-kelip lampu senter dari para pendaki.
Dipagi harinya kamu bisa melanjutkan
perjalanan menuju ke pasar bubrah, jaraknya kurang lebih 0.5 km dari pos watu
gajah. Perjalanan menuju pasar bubrah merupakan awal sekaligus pemanasan untuk
menghadapi summit attack gunung
merapi. Sesampainya dipasar bubrah kita akan menemukan sebuah patok dengan tulisan
pasar bubrah, dan sebuah menara pemantauan gunung merapi lengkap dengan sirine
yang sewaktu-waktu akan berbunyi jika terjadi aktivitas yang tidak normal pada
gunung merapi.
Pasar bubrah merupakan lembah luas yang
letaknya tepat dibawah puncak gunung merapi, dari sini kita bisa melihat jalas
puncak dan kepulan asap putih halus gunung merapi. Banyak para pendaki yang
mendirikan tendanya disini, bahkan jumlahnya mencapai ratusan saat weekend atau libur panjang. Patok
larangan juga terpambang jelas disini, dimana pasar bubrah adalah batas aman
pendakian gunung merapi. pendaki dilarang naik ke puncak dengan alasan
keamaanan. Namun, banyak para pendaki yang menghiraukan larangan tersebut dan
nekad untuk tetap mendaki ke puncak merapi, dengan alasan sayang dan puncak
merapi sudah didepan mata.
Tantangan terbesar perjalanan menuju
puncak adalah medannya yang berbatu dan berbasir, kurang lebih hampir sama
dengan summit attack gunung semeru
(film 5 cm). Selain itu sering kali batu yang diinjak oleh pendaki yang naik
ataupun turun jatuh kebawah, sehingga kita harus selalu waspada dan
berhati-hati jika sewaktu-waktu ada batu yang jatuh dari atas, sering juga
sesama pendaki memperingkatkan apabila ada batu yang jatuh dari atas.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam dari pasar bubrah. Sesampainya di
puncak merapi kita akan melihat sebuah kubah kawah besar dengan kepulan asap
putih dari celah-celah batuan lengkap dengan bau khas belerangnya. Ini lah
puncak merapi, lengkap dengan pemandangan yang membuat mata enggan berkedip dan
kaki enggan untuk turun. Semua perjuangan menuju puncak merapi seakan
terbayarkan oleh keagungan tuhan. Merapi tak pernah ingkar janji.
wow keren. pengen kesitu ih
ReplyDelete